Dana Jumbo untuk Riau, Menyongsong Perubahan di Bumi Lancang Kuning
PEKANBARU - Suasana pagi di ruas jalan Garuda Sakti, Pekanbaru, nyaris selalu sama, deretan kendaraan yang mengular panjang, klakson bersahut-sahutan, dan wajah-wajah lelah para pengendara yang terjebak kemacetan. Namun tahun ini, pemandangan itu perlahan diyakini akan berubah. Sebuah proyek flyover baru akan berdiri di kawasan padat lalu lintas tersebut, salah satu dari sekian banyak pembangunan strategis yang segera dijalankan di Riau.
Provinsi Riau mendapat kucuran dana fantastis dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Jumlahnya mencapai Rp25,12 triliun, yang dialokasikan melalui skema Transfer ke Daerah (TKD). Dana ini akan mengalir ke 12 kabupaten/kota, membiayai pembangunan infrastruktur, kesehatan, hingga pendidikan.
Gubernur Riau, Abdul Wahid, menyebut bahwa suntikan anggaran ini menjadi momentum penting bagi percepatan pembangunan. “Selain flyover Garuda Sakti, ada peninggian badan jalan di ruas Kerinci yang kerap terendam banjir, penataan kawasan wisata sejarah Candi Muara Takus, hingga pembangunan turap di Indragiri Hulu untuk mengantisipasi banjir dan longsor,” jelasnya.
Menjahit Konektivitas, Mendorong Ekonomi
Salah satu fokus utama adalah Program Infrastruktur Jalan Daerah (IJD) yang diharapkan mampu memperlancar konektivitas antarwilayah. Dengan infrastruktur yang lebih baik, masyarakat tidak hanya menikmati kenyamanan dalam berkendara, tetapi juga terdorong kegiatan ekonomi dan pariwisata. “Pembangunan ini bagian dari sinergi pemerintah pusat dan daerah untuk mempercepat pembangunan di Bumi Lancang Kuning,” tambah Gubri.
Dari total dana Rp25,12 triliun, Pemerintah Provinsi Riau sendiri menerima Rp4,19 triliun. Anggaran tersebut akan difokuskan pada program prioritas: pengembangan infrastruktur, peningkatan kualitas layanan kesehatan, serta penguatan sektor pendidikan.
Bayang-Bayang 2026
Namun, di balik optimisme ini, ada pula bayang-bayang tantangan. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau mengingatkan, berdasarkan Nota Keuangan RAPBN 2026, dana transfer untuk daerah diperkirakan akan dipangkas hingga 25 persen. Jika benar terjadi, Riau bisa kehilangan pemasukan sebesar Rp6,39 triliun pada tahun depan.
Karena itu, pemanfaatan anggaran tahun 2025 menjadi sangat krusial. Setiap proyek diharapkan tidak hanya sekadar berdiri, melainkan benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat.
Harapan Baru
Masyarakat Riau menaruh harapan besar pada pembangunan ini. Flyover yang akan mengurai kemacetan, jalan yang tak lagi terendam banjir, turap yang menjaga tepi sungai tetap kokoh, hingga wajah baru Candi Muara Takus yang siap menyambut wisatawan.
Dana jumbo ini bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan peluang besar untuk menghadirkan perubahan nyata. Pertanyaannya: mampukah pemerintah daerah memaksimalkan momentum ini sebelum alokasi anggaran di tahun berikutnya berkurang?